0 Musibah dan Muhasabah

Wednesday, November 24, 2010
Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un. Wallahi, Akan Tiba Masa.. Tangan dan Kaki Berbicara! Inilah satu kepastian: Sesungguhnya dari Allah kita datang dan kepadaNyalah kita akan dikembalikan! Alhamdulillah,sudah dapat kembali meneruskn usaha menyebarkn seruan Ilahi setelah hampir 2 minggu bz dgn kerja dan raya haji dalam masa sama di timpa musibah satu per satu. Semoga usaha ini diterima oleh Allah SWT sebagai ‘amal bermanfaat di dalam  Memburu Kecemerlangan Di Sekolah Kehidupan. Benarlah betapa Tujuan Hidup Adalah Bersedia Untuk Mati!
 


Kenapa Kita Diuji?

Semua manusia di muka bumi ini dalam apa peringkat sekalipun tidak terlepas daripada ujian Allah. Raja diuji, rakyat diuji, orang besar diuji, orang kecil diuji, orang perempuan diuji, orang lelaki diuji, orang jahat diuji, orang baik-baik pun diuji. Semua manusia tidak akan dapat mengelakkan diri mereka daripada diuji.

Ujian itu berbagai-bagai pula bentuknya. Bahkan seribu satu macam ujian datang menimpa dan datang dengan tidak disangka-sangka. Ada yang diuji dengan musibah kematian, kemiskinan, kesakitan, bencana alam, kejahatan manusia, fitnah, dengki, penyakit bawaan haiwan, bahaya yang datang dari makanan, bahkan adakalanya ujian perasaan. Kadang-kadang perkara-perkara yang tidak terfikir dan terduga dek akal pun boleh menjadi ujian kepada manusia. Ujian yang menjadi rahsia dalam rahsia Allah.

Ujian demi ujian datang menerpa. Isteri memudharatkan suami, suami memudharatkan isteri. Anak memudharatkan ibubapa, ibubapa memudharatkan anak-anaknya. Murid-murid memudharatkan guru, guru-guru memudharatkan murid-muridnya. Adakalanya kenderaan memudharatkan manusia. Harta juga sering memudharatkan tuannya sebagaimana pangkat dan kuasa memudharatkan pemiliknya. Paling menyedihkan apabila sahabat mengkhianati sahabatnya. Malah lebih malang lagi ialah apabila pendakwah menabur fitnah kepada pendakwah yang lain!

Ujian, mehnah dan tribulasi adalah lumrah di dalam Sekolah Kehidupan ini. Kalau memang sudah begini hakikatnya, alangkah baiknya jika ketika kita diuji dalam keadaan kita mentaatiNya daripada diuji dalam keadaan kita menderhaka kepadaNya. Ini kerana sudah tentu ujian dalam keadaan kita mentaatiNya itu pasti akan mendapat redha Allah selain mendapat darjat dan pangkat di dalam Syurga. Kalau dalam derhaka kemudian diuji juga, maka rugilah di dua negeri. Di negeri dunia mendapat kesusahan, di negeri Akhirat sana Neraka pula menjadi balasan. Na’uzubillahi min dzalik.

Apabila menyebut tentang ujian, maka renungilah falsafah bermakna yang digali rahsianya dari Kitab Suci Al-Qur’an Al-Karim berikut. Hayatilah ia dengan mata hati, semoga Allah memberi hidayah kepada kita semua. Amiin.

KENAPA AKU DIUJI?
“Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan; “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Surah Al-Ankabut, ayat 2-3)

KENAPA AKU TAK DAPAT APA YANG AKU IDAM-IDAMKAN?
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (Surah Al-Baqarah, ayat 216)

KENAPA UJIAN SEBERAT INI?
“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Surah Al-Baqarah, ayat 286)

RASA FRUST?
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi darjatnya, jika kamu orang-orang yang (sungguh-sungguh) beriman.” (Surah Ali ‘Imran, ayat 139)

BAGAIMANA HARUS AKU MENGHADAPINYA?
“Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu (menghadapi segala kesukaran dalam mengerjakan perkara-perkara yang berkebajikan), dan kuatkanlah kesabaran kamu lebih daripada kesabaran musuh, di medan perjuangan), dan bersedialah (dengan kekuatan pertahanan di daerah-daerah sempadan) serta bertaqwalah kamu kepada Allah supaya, kamu berjaya (mencapai kemenangan).” (Surah Ali ‘Imran, ayat 200)

“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang; dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk” (Surah Al-Baqarah, ayat 45)

APA YANG AKU DAPAT DARIPADA SEMUA INI?
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka…” (Surah At-Taubah, ayat 111)

KEPADA SIAPA AKU BERHARAP?
“Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain dariNya. Hanya kepadaNya aku bertawakkal.” (Surah At-Taubah, ayat 129)

AKU DAH TAK DAPAT BERTAHAN LAGI!!!!!
“… dan janganlah kamu berputus asa daripada rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.” (Surah Yusuf, ayat 87)
Semoga segala persoalan dan rintihan yang melanda jiwa dan sanubari kita terubat dengan janji-janji Allah.. Sesungguhnya kepada Kitab Suci Al-Qur’anlah tempat kita merujuk segala permasalahan kerana ia adalah penawar.. Penawar untuk kita.. Marilah kita kembali kepada Al-Qur’an.. Kembali mengamalkan ajaran yang terkandung di dalamnya sepenuhnya.. Semoga Allah memberkati kita semua dan manusia beriman seluruhnya! Amiin.

Sebagai penutup, bersama kita fahami firman Allah SWT:
“Demi Masa, Sesungguhnya manusia berada di dalam kerugian, kecuali mereka yang beriman, dan beramal soleh, dan saling berpesan-pesan kepada kebenaran yang Haq, dan saling berpesan-pesan kepada kesabaran.” (Surah Al-Ashr, ayat 1-3)
Wallahu a’la wa a’lam.


3 SEJARAH KORBAN

Korban wajib bagi orang yang mampu atau berkecukupan tapi bila tidak melaksanakan korban, Nabi Muhammad SAW mengingatkan : "Barang siapa yang sudah mampu dan mempunyai kesanggupan tapi tidak berkurban, maka dia jangan dekat-dekat kemushallahku." Hadis tersebut merupakan sindiran bagi orang-orang yang mampu dan banyak harta tapi tidak mau berkurban.

Sejarah qurban itu dibagi menjadi tiga, yaitu : zaman Nabi Adam As; zaman Nabi Ibrahim As; dan pada zaman Nabi Muhammad SAW.

Pertama pada zaman Nabi Adam As. Qurban dilaksanakan oleh putra-putranya yaitu bernama Qabil dan Habil. Kekayaan yang dimiliki oleh Qabil mewakili kelompok petani, sedang Habil mewakili kelompok peternak. Saat itu sudah mulai ada perintah, siapa yang memiliki harta banyak maka sebagian hartanya dikeluarkan untuk qurban.

Sebagai petani si Qabil mengeluarkan kurbannya dari hasil pertaniannya dan sebagai peternak si Habil mengeluarkan hewan-hewan peliharaanya untuk kurban, untuk siapa semua itu diqurbankan, padahal waktu itu manusia belum banyak. Diterangkan dalam sejarah, harta yang diqurbankan itu disimpan di suatu tempat yaitu di Padang Arafah yang sekarang menjadi napak tilas bagi para jemaah haji.

Baik buah-buahan yang diqurbankan si Qabil maupun hewan ternak yang diqurbankan si Habil, dari kedua orang tersebut mempunyai sifat berbeda. Si Habil mengeluarkan hewan diqurbankan dengan tulus ikhlas. Dipilih hewan yang gemuk dan sehat, dan dia taat terhadap petunjuk ayahnya Nabi Adam.Berbeda dengan si Qabil, Dia memilih buah-buahan yang jelek-jelek dan sudah afkiran.

Ketika keduanya melaksanakan qurban, ternyata yang habis adalah qurban yang dikeluarkan oleh si Habil sementara buah-buahan yang dikeluarkan si Qabil tetap utuh, tidak berkurang. Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 27 : "Ceritakan kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan qurban, maka diterima dari salah seorang dari meraka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil), Ia berkata : "Aku pasti membunuhmu!" Berkata Habil " Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa".

Kurban si Habil di terima Allah SWT karena dia mengeluarkan sebagian hartanya yang bagus-bagus dan dikeluarkan dengan tulus dan ikhlas. Sementara si Qabil mengeluarkan sebagian harta yang jelek-jelek dan terpaksa. Oleh karena kurban tidak diterima Allah. Akhirnya si Qabil menaruh dendam kepada si Habil. Berawal dari perebutan calon istrinya, dimana peraturan waktu itu dengan sistem silang.
Kedua, pada zaman Nabi Ibrahim As. Dikisahkan dalam Al-Qur'an surat Ash-Shafaat ayat 100-111 yang menceritakan mengenai qurban dan pengorbanan. Ketika Nabi Ibrahim berusia 100 tahun beliau belum juga dikaruniai putra oleh Allah dan beliau selalu berdoa: Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku seorang anak yang saleh" (Q.S>37:100)

Kemudian dari istrinya yang kedua yakni Siti Hajar yang dinikahinya ketika Nabi Ibrahim mengadakan silaturahmi ke Mesir (setiap kedatangan pembesar diberi hadiah seorang istri yang cantik oleh pembesar Mesir).Dari Siti Hajar lahirlah seorang putra yang kemudian diberi nama Islam, ia lahir di tengah-tengah padang pasir yang disebut. Bahkan kemudian dikenal dengan Mekkah.

Pada saat Nabi Ibrahim diberi petunjuk oleh Allah, agar meninggalkan istrinya Siti Hajar dengan seorang putranya yang dari lahir dan ia disuruh menemui istrinya yang pertamanya yakni Siti Sarah yang berada di Yerussalem kota tempat Masjidil Agsho. Beliau meninggalkan beberapa potong roti dan sebuah guci besiris air untuk Siti Hajar dan Ismail.

Pada waktu Siti Hajar kehabisan makanan dan air, ia melihat disebelah timur ada air yang ternyata adalah fatamorgana yaitu di Bukit Sofa. Di situ Ismail ditinggalkan dan Siti Hajar naik Kebukit Marwah serta kembali ke Sofa sampai berulang tujuh kali, tapi tidak juga mendapatkan air sampai ai kembali ke Bukit Marwah yang terakhir. Ia merasa khawatir terhadap anaknya barangkali Ismail kehausan dilihat kaki Ismail bergerak-gerak diatas tanah dan tiba-tiba keluar air dari dalam tanah. Siti Hajar berlari kebawah sambil berteriak kegirangan :"zami-zami?" itulah kemudian

menjadi sumur Zam-Zam itulah kemudian menjadi sumur Zam-zam. Di situlah Siti Hajar dan Nabi Ismail di padang pasir yang kering kerontang yang ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim dan ditempat itulah Allah SWT. Menetapkan sebagai tempat ibadah haji.

Allah SWT, berfirman dalam surat Al-Hajj : 27 : "Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan Haji, niscaya akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai onta kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh".

Memang sudah disiapkan oleh Allah, disana tidak ada tumbuh-tumbuhan, tidak ada gunung berapi yang menyebabkan ada sumber kehidupan tapi atas kehendak Allah maka jadilah sumur "Zam-zam"."Nabi Ismail ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim yang berada di Yerusalem sampai Nabi Ismail menjelang remaja. Kemudian di Yerusalem ternyata Siti Sarah hamil yang melahirkan seorang putra yang diberi nama Iskhak. Nabi Ibrahim diperintahkan lagi oleh Allah untuk kembali ke Mekkah untuk menengok istri dan anaknya yang pertama yaitu Nabi Ismail, yang rupanya sudah mulai besar. Dalam suatu riwayat kira-kira berusia 6-7 tahun. Sejak dilahirkan sampai besar itu Nabi Ismail menjadi kesayangan. Tiba-tiba Allah memberi ujian kepadanya, sebagaimana firman Allah dalam surat Ash Shaffaat : 102 : "Maka tatkala sampai (pada usia sanggup atau cukup) berusaha bersama Ibrahim, Ibrahim berkata : Hai anakku aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pemdapatmu " Ia menjawab: "hai bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insyaallah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
Asbabun Nujul atau latar belakang sejarahnya ketika nabi Ibrahim bermimpi (ruyal Haq). Dalam impiannya ia mendapat perintah dari Allah supaya menyembelih putranya Nabi Ismail dan sampai di Mina beliau menginap, beliau mimpi yang sama. Demikian juga ketika di Arafah malamnya di Mina, masih bermimpi yang sama juga. Betapa ujian Berat kepada Nabi Ibrahim as. Supaya menyembelih putra kesayangannya. Itulah yang dijelaskan dalam surat Ash-Shaffaat ayat 102.

Setelah terjadi dialog dengan putranya. Ibrahim mengajak putranya Nabi Ismail, kira-kira antara ratusan meter dari tempat tinggalnya (Minah), baru lebih kurang 70-80 meter berjalan, setan menggoda istrinya Siti Hajar: "Ya Hajar! Apakah benar suamimu yang membawa parang akan menyembelih anakmu Ismail yang sedang tumbuh dan menggemaskan itu?". Akhirnya Siti Hajar, sambil berteriak-teriak: "Ya Ibrahim, ya Ibrahim mau dikemanakan anakku?" Tapi Nabi Ibrahim tetap melaksanakan perintah Allah SWT, ditempat itulah dimana pada tanggal 10 bulan Dzulhijjah bagi jemaah haji disuruh melempar batu dengan membaca : Bismillahi Allahu Akbar. Hal tersebut mengandung arti bahwa kita melempar setan atau sifat-sifat setan yang ada di dalam diri kita. Akhirnya tibalah mereka di Jabal Qurban kira-kira 200 meter dari tempat tinggal Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, sebagaimana di firmankan oleh Allah didalam surat ASH-Shaffaat ayat 103-107: "Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang yang berbuat baik". Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar ".

Dan yang ketiga, dalam Zaman Nabi Muhammad SAW. Masalah kurban diceritakan kembali yaitu di dalam surat Al-Kautsar ayat 1-3 "Se-sungguhnya Kami telah memberikan kepadanya nikmat yang banyak, Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu, dan Berqurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus".

Berbicara tentang kenikmatan, Allah mengingatkan: "Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tiadalah dapat kamu mengitungnya" (QS:Ibrahim: 34). Oleh karena itu berkaitan dengan ibadah kurban yang sudah ada sejak Nabi Adam, Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad Saw. Allah berfirman: "Dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berqurbanlah", Sholat merupakan hubungan vertikal dengan Allah untuk mensyukuri nikmat Allah. Hubungan antara sesama manusia secara horisontal diwujudkan bahwa setelah shalat Idul Adha yaitu dengan berkurban memotong hewan ternak berupa kambing atau sapi untuk dibagikan kepada fakir miskin.
Kita biasanya serius ketika beribadah langsung dengan Allah tapi kadang-kadang ibadah sesama manusia seringkali kurang serius. Allah SWT mengingatkan dalam surat Al-MaaHuun ayat 1-7 : "Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim.Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya dan enggan (menolong dengan ) barang berguna".

Qurban ini merupakan masalah ubudiyah yang bersifat sosial yang berhubungan dengan sesama manusia dengan cara mengorbankan sebagian harta.

Maka qurban secara lughatan bahasa dengan berdasarkan pada surat Al-Maidah ayat 27 "Qurban" berarti mendekatkan diri kepada Allah SWT, untuk mendapatkan ridho serta mensyukuri nikmat yang diberikan Allah SWT (surat Al-Kaustar) dengan memotong hewan kurban, adalah untuk mendeka
tkan diri kepada Allah SWT. Memotong hewan kurban; unta, sapi, kerbau, dan kambing, dengan tujuan taqwa kepada Allah. Ditegaskan dalam surat Al-Hajj : 37 : "daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridlaan) Allah tapi ketaqwaan dari pada kamulah yang dapat mencapainya".
Waktu berkurban dimulai sejak tanggal 10 sampai dengan 13 Dzulhijjah. Masa memotong qurban pada tanggal 10 disebut "Yaumul nahar"yaitu hari untuk menyembelih kurban. Sedangkan tanggal 11, 12, 13 dinamakan "yaumul tsyriq" Di luar waktu tersebut bila kita memotong hewan dinamakan sedekah. Maka kalu niatnya berkurban harus dilakukan padan waktu-waktu tersebut, yakni pada tanggal 10,11,12, dan 13 Dzulhijjah.

Hukumnya berkurban ada dua pendapat: Petama, wajib bagi orang yag mampu (kalau dibelikan kambing tidak akan mengurangi kewajiban memberi nafkah kepada keluarga). Menurut Mazhab di luar Syarii hukumnya sunnah mu’akadah. Adapun diwajibkan secara mutlak yaitu kurban yang disebut Nadzar yang seseorang yang sudah meniatkan untuk memotong hewan apabila niatnya terkabul.
Dasar kewajiban ibadah kurban juga berdasarkan hadist Nabi Muhammad SAW: "Barang siapa mempunyai kesanggupan dan kemampuan (untuk berqurban) tapi tidak mau berqurban maka janganlah dia mendekati Musholla kami".

Hadis ini merupakan suatu kritikan yang seolah-olah Nabi Muhammad SAW berkata: "Kenapa kamu beribadah kepada Allah begitu tekun, tapi kenapa kamu tidak mau berqurban padahal kamu memiliki harta yang berlebihan". Oleh karena itulah bagi yang mampu hukumnya wajib untuk berqurban yakinlah bahwa apabila kita berqurban tidak akan mengurangi kekayaan kita dan tidak akan membuat kita menjadi miskin.
Adapun binatang yang boleh untuk berqurban adalah unta, sapi, kerbau, dan kambing. Kalau tidak mampu, memang tidak wajib. Diriwayatkan ada seorang sahabat yang miskin yang tidak sanggup membeli seekor kambing, oleh karena itu dibolehkan hanya membeli dagingnya saja untuk berqurban, tapi yang riel berqurban wujudnya memang seekor binatang sebagaimana tersebut diatas.

Daging kurban boleh dibagikan kepada tiga asnap menurut syariat. Boleh dimakan sekeluarga sendiri paling banyak 1/3 bagian, 1/3 bagian lagi untuk fakir miskin dan 1/3 bagian lagi untuk handai tolan dan kenalan. Boleh juga secara keseluruhan diserahkan kepada panitia dan terserah panitia yang membagikannya. Bila hanya minta pahanya saja bagi berqurban masih diperbolehkan asal bukan qurban nadzar.

Apa hikma ibadah korban? Hikmahnya antara lain menggembirakan fakir-miskin. Sebab tidak semua orang mampu makan dengan daging walau adanya di kota besar, masih banyak kawan kita, saudara kita, tetangga kita yang makan daging sebulan sekali. Sehari-harinya hanya makan alakadarnya. Maka dianjurkan sekali bagi orang yang mampu untuk berqurban dengan niat ikhlas kelak dikemudian hari akan mengantarkan kita menuju surga yaitu binatang yang telah kita kurbankan, yang merupakan wujud amal salehnya.

Dalam hadis yang lain nabi Muhammad SAW bersabda : "Tiap-tiap rambut yang dikurbankan adalah merupakan "Khair". Ungkapan "Khair" ini mengandung arti keselamatan, kesejahteraan, kebahagiaan, kemurahan Allah dan kalau orang sudah mendapatkan khairat maka berarti dia telah memperoleh segala-galanya dari Allah. Itulah hikmah daripada ibadah qurban. Wallaahu 'alam bish-showab



0 Kembalilah ke Jalan Allah!!

Friday, November 12, 2010
FITNAH AKHIR ZAMAN daripada abu hurairah r.a. berkata Rasulullah S.A.W. bersabda:.ada DUA GOLONGAN DARI AHLI NERAKA yang belum aku lihat saat ini : satu KAUM YANG MEMBAWA CEMETI (CAMBUK) SEPERTI EKOR SAPI. MEREKA MEMUKUL MANUSIA DENGAN CEMETI TERSEBUT, dan  kedua :  WANITA2 YANG BERPAKAIAN TETAPI TELANJANG (KETAT,NIPIS &SINGKAT,MENDEDAH RAMBUT,PUNGGUNG &PUSAT) berlengang lenggok dan menggoyang goyangkan kepala mereka seperti bonggol unta yang condong. Wanita2 tersebut tidak akan masuk syurga dan tidak dapat mencium baunya pun. Padahal bau syurga itu dapat tercium dari jarak sekian dan sekian.(hadis riwayat muslim). Wanita di zaman ini ramai yang telah meninggalkan ajaran islam. Mereka berpakaian tapi bertelanjang meniru pakaian orang kafir yang jelas haram hukumnya, dan mereka juga memuja pakaian artis yang terang2 bercanggah dengan hukum islam, mereka berseluar ketat dan nipis, berbaju singkat dan ketat mereka mendedahkan tubuh (aurat) dan mengiklankannya dikhalayak ramai dengan sombong, megah dan tidak segan malu dan tidak takut lagi kepada dosa dan murka (azab) Allah. Pemerintah, mufti2, alim ulama', ibu bapa dan masyarakat tidak bersungguh-sungguh untuk menasihati dan mencegahnya. Kesudahan dan akhirnya berlakulah zina dan maksiat dengan bermaharaja lela di dalam kehidupan manusia hari ini akibat daripada kuman2 wanita yang mendedahkan tubuhnya dan pergaulan babas di antara laki2 dan wanita tanpa batas agama dan undang2. Maka kita semua akan ditimpa bala oleh Allah!!! Wahai orang2 yang mempunyai akal fikiran, bertaubatlah segera sebelum kita masuk ke dalam lubang kubur!!. Manusia di zaman ini tamak haloba dengan nikmat Allah tetapi mereka tidak mahu taat kepada Allah!!! Manusia di zaman ini mengetahui Allah itu ada tetapi mereka tidak mahu berusaha untuk menuntut mengenal Allah. Mereka menyembah Allah sedang mata hati mereka buta terhadap Allah dan tidak pernah berhadap kepada Allah. Alangkah murkanya Allah, tidakkah mereka tahu Allah sahaja yang wujud di dalam alam ini?. Manusia di zaman ini ramai yang tidak syukur dengan nikmat Allah. Rezeki yang Allah kurnia kepada mereka itu,mereka anggap dari usaha mereka dan cerdik pandai mereka sendiri. Barangsiapa yang tidak taat kepada Allah dan tidak syukur dengan nikmat Allah dan tidak redha barang yang ditakdirkan oleh Allah, maka carilah tuhan yang lain daripada Allah dan keluarlah dari bumi Allah ini!!!!!!!!!!!!!!!! tapi kemanakah nak di tuju?? Semua yang ada pada zahir dan batin ini adalah hak milik Allah S.W.T. Tidakah kamu berasa malu?Astarfirullah al azim. Bertaubat lah sementara pintu taubat masih terbuka luas. Jgn tunggu matahari terbit di ufuk barat..

0 KUBURMU...

Sunday, November 7, 2010
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Albaraa' bin Aazib r.a. berkata: "Kami bersama Nabi Muhammad s.a.w keluar menghantar jenazah seorang sahabat Anshar, maka ketika sampai kekubur dan belum dimasukkan dalam lahad, Nabi Muhammad s.a.w duduk dan kami duduk disekitarnya diam menundukkan kepala bagaikan ada burung di atas kepala kami, sedang Nabi Muhammad s.a.w mengorek-ngorek dengan dahan yang ada di tangannya, kemudian ia mengangkat kepala sambil bersabda: "Berlindunglah kamu kepada Allah dari siksaan kubur.". Nabi Muhammad s.a.w mengulangi sebanyak 3 kali." Lalu Nabi Muhammad s.a.w bersabda:

"Sesungguhnya seorang mukmin jika akan meninggal dunia dan menghadapi akhirat (akan mati), turun padanya malaikat yang putih-putih wajahnya bagaikan matahari, membawa kafan dari syurga, maka duduk didepannya sejauh pandangan mata mengelilinginya, kemudian datang malaikulmaut dan duduk didekat kepalanya dan memanggil: "Wahai roh yang tenang baik, keluarlah menuju pengampunan Allah dan ridhaNya." 

Nabi Muhammad s.a.w bersabda lagi: "Maka keluarlah rohnya mengalir bagaikan titisan dari mulut kendi tempat air, maka langsung diterima dan langsung dimasukkan dalam kafan dan dibawa keluar semerbak harum bagaikan kasturi yang terharum di atas bumi, lalu dibawa naik, maka tidak melalui rombongan malaikat melainkan ditanya: "Roh siapakah yang harum ini?" Dijawab: "Roh fulan bin fulan sehingga sampai ke langit, dan di sana dibukakan pintu langit dan disambut oleh penduduknya dan pada tiap-tiap langit dihantar oleh Malaikat Muqarrbun, dibawa naik ke langit yang atas hingga sampai ke langit ketujuh, maka Allah berfirman: "Catatlah suratnya di illiyyin. Kemudian dikembalikan ia kebumi, sebab daripadanya Kami jadikan, dan di dalamnya Aku kembalikan dan daripadanya pula akan Aku keluarkan pada saatnya." Maka kembalilah roh ke jasad dalam kubur, kemudian datang kepadanya dua Malaikat untuk bertanya: "Siapa Tuhanmu?" Maka dijawab: Allah Tuhanku. Lalu ditanya: "Apakah agamamu?" Maka dijawab: "Agamaku Islam" Ditanya lagi: "Bagaimana pendapatmu terhadap orang yang diutuskan ditengah-tengah kamu?" Dijawab: "Dia utusan Allah". Lalu ditanya: "Bagaimanakah kamu mengetahui itu?" Maka dijawab: "Saya membaca kitab Allah lalu percaya dan membenarkannya" Maka terdengar suara: "Benar hambaku, maka berikan padanya hamparan dari syurga serta pakaian syurga dan bukakan untuknya pintu yang menuju kesyurga, supaya ia mendapat bau syurga dan hawa syurga, lalu luaskan kuburnya sepanjang pandangan mata."  Kemudian datang kepadanya seorang yang bagus wajahnya dan harum baunya sambil berkata: "Terimalah khabar gembira, ini saat yang telah dijanjikan Allah kepadamu." Lalu bertanya: "Siapakah kau?" Jawabnya: "Saya amalmu yang baik." Lalu ia berkata: Ya Tuhan, segerakan hari kiamat supaya segera saya bertemu dengan keluargaku dan kawan-kawanku."

Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Adapun hamba yang kafir, jika akan meninggal dunia dan menghadapi akihirat, maka turun kepadanya Malaikat dari langit yang hitam mukanya dengan pakaian hitam, lalu duduk dimukanya sepanjang pandangan mata, kemudian datang Malaikul maut dan duduk disamping kepalanya lalu berkata: "Hai roh yang jahat, keluarlah menuju murka Allah." Maka tersebar disemua anggota badannya, maka dicabut rohnya bagaikan mencabut besi dari bulu yang basah, maka terputus semua urat dan ototnya, lalu diterima akan dimasukkan dalam kain hitam, dan dibawa dengan bau yang sangat busuk bagaikan bangkai, dan dibawa naik, maka tidak melalui malaikat melainkan ditanya: "Roh siapakah yang jahat dan busuk itu?" Dijawab: "Roh fulan bin fulan." dengan sebutan yang amat jelek sehingga sampai dilangit dunia, maka minta dibuka, tetapi tidak dibuka untuknya. Kemudian Nabi Muhammad s.a.w membaca ayat: "Laa tufattahu lahum abwabus samaa'i, wala yad khuluunal jannata hatta yalijal jamalu fisamil khiyaath." (Yang Bermaksud) "Tidak dibukakan bagi mereka itu pintu-pintu langit dan tidak dapat masuk syurga sehingga unta dapat masuk dalam lubang jarum."

Kemudian diperintahkan: "Tulislah orang itu dalam sijjin." Kemudian dilemparkan rohnya itu bagitu sahaja sebagaimana ayat  "Waman yusyrik billahi fakaan nama khorro minassama'i fatakh thofuhuth thairu au tahwi bihirrihu fimakaanin sahiiq." (Yang bermaksud) "Dan siapa mempersekutukan Allah, maka bagaikan jatuh dari langit lalu disambar helang atau dilemparkan oleh angin kedalam jurang yang curam."

Kemudian dikembalikan roh itu ke dalam jasad di dalam kubur, lalu di datangi oleh dua Malaikat yang mendudukkannya lalu bertanya: ""Siapa Tuhanmu?" Maka dijawab: "Saya tidak tahu". Lalu ditanya: "Apakah agamamu?" Maka dijawab: "Saya tidak tahu" Ditanya lagi: "Bagaimana pendapatmu terhadap orang yang diutuskan ditengah-tengah kamu?" Dijawab: "Saya tidak tahu". Lalu ditanya: "Bagaimanakah kamu mengetahui itu?" Maka dijawab: "Saya tidak tahu" Maka terdengar suara seruan dari langit: "Dusta hambaku, hamparkan untuknya dari neraka dan bukakan baginya pintu neraka, maka terasa olehnya panas hawa neraka, dan disempitkan kuburnya sehingga terhimpit dan rosak tulang-tulang rusuknya, kemudian datang kepadanya seorang yang buruk wajahnya dan busuk baunya sambil berkata: "Sambutlah hari yang sangat jelek bagimu, inilah saat yang telah diperingatkan oleh Allah kepadamu." Lalu ia bertanya: "Siapakah kau?" Jawabnya: "Aku amalmu yang jelek." Lalu ia berkata: "Ya tuhan, jangan percepatkan kiamat, ya Tuhan jangan percepatkan kiamat."

Abul-Laits dengan sanadnya meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Seorang mukmin jika sakaratul maut  di datangi oleh Malaikat dengan membawa sutera yang berisi masik (kasturi) dan tangkai-tangkai bunga, lalu dicabut rohnya bagaikan mengambil rambut di dalam adunan sambil dipanggil: "Ya ayyatuhannafsul muth ma'innatur ji'i ila robbiki rodhiyatan mardhiyah." (Yang bermaksud) "Hai roh yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan perasaan rela dan diridhoi. Kembalilah dengan rahmat dan keridhoan Allah." Maka jika telah keluar rohnya langsung ditaruh diatas misik dan bunga-bunga itu lalu dilipat dengan sutera dan dibawa ke illiyyin. Adapun orang kafir jika sakaratulmaut di datangi oleh Malaikat yang membawa kain bulu yang di dalamnya ada api, maka dicabut rohnya dengan kekerasan sambil dikatakan kepadanya: "Hai roh yang jahat keluarlah menuju murka Tuhammu ketempat yang rendah hina dan siksaNya, maka bila telah keluar rohnya itu, diletakkan di atas api dan bersuara seperti sesuatu yang mendidih kemudian dilipat dan dibawa ke sijjin."

Alfaqih Abu Ja'far meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Umar r.a. berkata: "Seorang mukmin jika diletakkan di kubur maka diperluaskan kuburnya itu hingga 70 hasta dan ditaburkan padanya bunga-bunga dan dihamparkan sutera, dan bila ia hafal sedikit dari al-quran cukup untuk penerangannya jika tidak maka Allah s.w.t. memberikan kepadanya nur cahaya penerangan yang menyerupai penerangan matahari, dan di dalam kubur bagaikan pengantin baru, jika tidur maka tidak ada yang berani membangunkan kecuali kekasihnya sendiri, maka ia bangun dari tidur itu bagaikan masih kurang masa tidurnya dan belum puas. Adapun orang kafir maka akan dipersempit kuburnya sehingga menghancurkan tulang rusuknya dan masuk kedalam perutnya lalu dikirimkan kepadanya ular segemuk leher unta, maka makan dagingnya sehingga habis dan sisa tulang semata-mata, lalu dikirim kepadanya Malaikat yang akan menyiksa iaitu yang buta tuli dan bisu dengan membawa puntung dari besi yang langsung dipukulkannya, sedang Malaikat  itu tidak mendengar suara jeritannya dan tidak melihat keadaannya supaya tidak dikasihaninya, selain itu lalu dihidangkan siksa neraka itu tiap pagi dan petang."

Abu-Laits berkata: "Siapa yang ingin selamat dari siksaan kubur maka harus menlazimi empat dan meninggalkan empat iaitu:
§         Menjaga sembahyang lima waktu
§         Banyak bersedekah
§         Banyak membaca al-quran
§         Memperbanyak bertasbih (membaca: Subhanallah walhamdulillah wal'aa ilaha illallah wallahu akbar, walahaula wala quwata illa billah)
 
Semua yang empat ini dapat menerangi kubur dan meluaskannya. Adapun empat yang harus ditinggalkan ialah:
§         Dusta
§         Kianat
§         Adu-adu
      §         Menjaga kencing, sebab Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda: "Bersih- 
          bersihlah kamu daripada kencing, sebab umumnya siksa kubur itu kerana  
          kencing.(Yakni hendaklah dicuci kemaluan sebersih-bersihnya.)

Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Innallahha ta'ala kariha lakum arba'a: Al'abatsu fishsholaati, wallagh wu filqira'ati, warrafatsu fisshiyami, wadhdhahiku indal maqaabiri. (Yang bermaksud) Sesungguhnya Allah tidak suka padamu empat, main-main dalam sembahyang dan lahgu (tidak hirau), dalam bacaan quran dan berkata keji waktu puasa dan tertawa di dalam kubur."
Muhammad bin Assammaak ketika melihat kubur berkata: "Kamu jangan tertipu kerana tenangnya dan diamnya kubur-kubur ini, maka alangkah banyaknya orang yang sudah bingung di dalamnya, dan jangan tertipu kerana ratanya kubur ini, maka alangkah jauh berbeza antara yang satu pada yang lain di dalamnya. Maka seharusnya orang yang berakal memperbanyak ingat pada kubur sebelum masuk ke dalamnya."

Sufyan Atstsauri berkata: "Siapa yang sering (banyak) memperingati kubur, maka akan mendapatkannya kebun dari kebun-kebun syurga, dan siapa yang melupakannya maka akan mendapatkannya jurang dari jurang-jurang api neraka."
Ali bin Abi Thalib r.a. berkata dalam khutbahnya: "Hai hamba Allah, berhati-hatilah kamu dari maut yang tidak dapat dihindari, jika kamu berada ditempat, ia datang mengambil kamu, dan bila kamu lari pasti akan terpegang juga, maut terikat selalu diubun-ubunmu, maka carilah jalan selamat, carilah jalan selamat dan segera-segera, sebab dibelakangmu ada yang mengejar kamu yaitu kubur, ingatlah bahawa kubur itu adakalanya kebun dari kebun-kebun syurga atau jurang dari jurang-jurang neraka dan kubur itu tiap-tiap hari berkata-kata: Akulah rumah yang gelap, akulah tempat sendirian, akulah rumah ulat-ulat."

Ingatlah sesudah itu ada hari (saat) yang lebih ngeri, hari dimana anak kecil segera beruban dan orang tua bagaikan orang mabuk, bahkan ibu yang meneteki lupa terhadap bayinya dan wanita yang bunting menggugurkan kandungannya dan kau akan melihat orang-orang bagaikan orang mabuk tetapi tidak mabuk khamar, hanya siksa Allah s.w.t. yang sangat ngeri dan dahsyat.
Ingatlah bahawa sesudah itu ada api neraka yang sangat panas dan suram dalam, perhiasannya besi dan sirnya darah bercampur nanah, tidak ada rahmat Allah s.w.t. disana. Maka kaum muslimin yang menangis. lalu ia berkata: "Dan disamping itu ada syurga yang luasnya selebar langit dan bumi, tersedia untuk orang-orang yang takwa. Semoga Allah s.w.t. melindungi kami dari siksa yang pedih dan menempatkan kami dalam darunna'iem (Syurga yang serba kenikmatan).

Usaid bin Abdirrahman berkata: "Saya telah mendapat keterangan bahawa seorang mukmin jika mati dan diangkat, ia berkata: "Segerakan aku.", dan bila telah dimasukkan dalam lahad (kubur), bumi berkata kepadanya: "Aku kasih padamu ketika diatas punggungku, dan kini lebih sayang kepadamu." Dan bila orang kafir mati lalu diangkat mayatnya, ia berkata: "Kembalikan aku." dan bila diletakkan didalam lahadnya, bumi berkata: "Aku sangat benci kepadamu ketika kau diatas punggungku, dan kini aku lebih benci lagi kepadamu."
Usman bin Affan r.a. ketika berhenti diatas kubur, ia menangis, maka ditegur: "Engkau jika menyebut syurga dan neraka tidak menangis, tetapi kau menangis kerana kubur?" Jawabnya: "Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda: "Alqabru awwalu manazilil akhirah, fa in naja minhu fama ba'dahu aisaru minhu, wa in lam yanju minhu fama ba'dahu asyaddu minhu." (Yang bermaksud)"Kubur itu pertama tempat yang menuju akhirat, maka bila selamat dalam kubur, maka yang dibelakangnya lebih ringan, dan jika tidak selamat dalam kubur maka yang dibelakangnya lebih berat daripadanya."

Abdul-Hamid bin Mahmud Almughuli berkata: "Ketika aku duduk bersama Ibn Abbas r.a., tiba-tiba datang kepadanya beberapa orang dan berkata: "Kami rombongan haji dan bersama kami ini ada seorang yang ketika sampai di daerah Dzatishshahifah, tiba-tiba ia mati, maka kami siapkan segala keperluannya, dan ketika menggali kubur untuknya, tiba-tiba ada ular sebesar lahad, maka kami tinggalkan dan menggali lain tempat juga ada ular, maka kami biarkan dan kami menggali lain tempat juga kami dapatkan ular, maka kami biarkan dan kini kami bertanya kepadamu, bagaimanakah harus kami perbuat tehadap mayat itu?" Jawab Ibn Abbas r.a.: "Itu dari amal perbuatannya sendiri, lebih baik kamu kubur sajan demi Allah andaikan kamu galikan bumi ini semua nescaya akan kamu dapat ular di dalamnya." Maka mereka kembali dan menguburkan mayat itu di dalam salah satu kubur yang sudah digali itu dan ketika mereka kembali ke daerahnya mereka pergi kekeluarganya untuk mengembalikan barang-barangnya sambil bertanya kepada isterinya apakah amal perbuatan yang dilakukan oelh suaminya? Jawab isterinya: "Dia biasa menjual gandum dalam karung, lalu dia mengambil sekadar untuk makanannya sehari, dan menaruh tangkai-tangkai gandum itu kedalam karung seberat apa yang diambilnya itu."

Abul-Laits berkata: "Berita ini menunjukkan bahawa kianat itu salah satu sebab siksaan kubur dan apa yang mereka lihat itu sebagai peringatan jangan sampai kianat."
Ada keterangan bahawa bumi ini tiap hari berseru sampai lima kali dengan berkata:
§         Hai anak Adam, anda berjalan di atas punggungku dan kembalimu di dalam perutku.
§         Hai anak Adam, anda makan berbagai macam diatas punggungku dan anda akan dimakan ulat di dalam perutku.
§         Hai anak Adam, anda tertawa di atas punggungku, dan akan menangis di dalam perutku.
§         Hai anak Adam, anda bergembira di atas punggungku dan akan berduka di dalam perutku.
      §         Hai anak Adam, anda berbuat dosa di atas punggungku, maka akan tersiksa di 
         dalam perutku.

Amr bin Dinar berkata: "Ada seorang penduduk kota Madinah yang mempunyai saudara perempuan di hujung kota, maka sakitlah saudaranya itu kemudian mati, maka setelah diselesaikan persiapannya dibawa kekubur, kemudian setelah selesai menguburkan dan kembali pulang kerumah, ia teringat pada kantongan yang dibawa dan tertinggal dalam kubur, maka ia minta bantuan orang untuk menggali kubur itu kembali, dan sesudah digali kubur itu maka bertemulah dia akan kantongannya itu, ia berkata kepada orang yang membantunya itu: "Tolong aku ketepi sebentar sebab aku ingin mengetahui bagaimana keadaan saudaraku ini." Maka dibuka sedikit lahadnya, tiba-tiba dilihatnya kubur itu menyala api, maka segera ia meratakan kubur itu dan kembali kepada ibunya lalu bertanya: "Bagaimanakah kelakuan saudaraku dahulu itu?" Ibunya berkata: "Mengapa kau menanyakan kelakuan saudaramu, padahal ia telah mati?" Anaknya tetap meminta supaya diberitahu tentang amal perbuatan saudaranya itu, lalu diberitahu bahawa saudaranya itu biasanya mengakhirkan sembahyang dari waktunya, juga cuai dalam kesucian dan diwaktu malam sering mengintai rumah-rumah tetangga untuk mendengar perbualan mereka lalu disampaikan kepada orang lain sehingga mengadu domba antara mereka, dan itulah sebabnya siksa kubur. Kerana itu siapa yang ingin selamat dari siksaan kubur haruslah menjauhkan diri dari sifat namimah (adu domba di antara tetangga dan orang lain) supaya selamat dari siksaan kubur dan mudah baginya menjawab pertanyaan Malaikat Munkar Nakier.

Alabarra' bin Aazib r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Seorang mukmin jika ditanya dalam kubur, maka ia langsung  membaca Asyhadu an laa ilaha illallah wa anna Muhammad abduhu warasuluhu, maka itulah yang tersebut dalam firman Allah: Yutsabbitullahul ladzina aamanu bil qaulits tsabiti filhayatiddun ya wafil akhirah (Allah menetapkan orang-orang yang beriman dengan khalimah yang teguh dimana hidup didunia dan diakhirat (yakni khalimah laa ilaha illallah, Muhammad Rasullullah).
Dan ketetapan itu terjadi dalam tiga masa iaitu:
§         Ketika melihat Malakulmaut
§         Ketika menghadapi pertanyaan Mungkar Nakier
§         Ketika menghadapi hisab dihari kiamat
 
Dan ketetapan ketika melihat Malaikul maut dalam tiga hal iaitu:
§         Terpelihara dari kekafiran, dan mendapat taufiq dan istiqamah dalam tauhid sehingga keluar rohnya dalam Islam
§         Diberi selamat oleh Malaikat bahawa ia mendapat rahmat
§         Melihat tempatnya di syurga sehingga kubur menjadi salah satu kebun syurga.
 
Adapun ketetapan ketika hisab juga dalam tiga perkara iaitu:
§         Allah s.wt. memberinya ilham sehingga dapat menjawab segala pertanyaan dengan benar
§         Mudah dan ringan hisabnya
§         Diampunkan segala dosanya
 
Ada juga yang mengatakan bahawa ketetapan itu dalam empat masa iaitu:
§         Ketika mati
§         Di dalam kubur sehingga dapat menjawab pertanyaan tanpa gentar atau takut
§         Ketika hisab
      §         Ketika berjalan di atas sirat sehingga berjalan bagaikan kecepatan kilat

Jika ditanya tentang soal kubur bagaimanakah bentuknya, maka ulama telah membicarakannya dalam berbagai pendapat. Sebahagiannya berkata pertanyaan itu hanya kepada roh tanpa jasad dan di saat itu roh masuk ke dalam jasad hanya sampai di dada. Ada pendapat berkata bahawa rohnyanya di antara jasad dan kafan dan sebaiknya seorang mempercayai adanya pertanyaan dalam kubur tanpa menanyakan dan sibuk dengan caranya. Dan kita sendiri akan mengetahui bila sampai disana, maka bila ada orang menolak adanya soal Mungkar Nakier dalam kubur, maka penolakannya dari dua jalan iaitu:
§         Mereka berkata: "Ia tidak mungkin menurut perkiraan akal, sebab menyalahi kebiasaan tabiat alam."
§         atau mereka berkata: "Tidak ada dalil yang menguatkan."
 
Pendapat pertama bahawa ia tidak mungkin dalam akal kerana menyalahi kebiasaan tabiat alam. Pendapat ini bererti menidakkan kenabian dan mukjizat, sebab para Nabi itu semuanya dari manusia biasa dan tabiatnya mereka sama, tetapi mereka telah dapat bertemu dengan Malaikat dan menerima wahyu, bahkan laut telah terbelah untuk Nabi Musa a.s., demikian pula tongkatnya menjadi ular, semua kejadian itu menyalahi tabiat alam, maka orang yang menolak semua itu bererti keluar dari Islam. Jika ia berkata: "Tidak ada dalil.", maka hadis-hadis yang diterangkan sudah cukup untuk menjadi alasan bagi orang yang akan mahu terima.

Firman Allah s.w.t. yang berbunyi: "Wa man a'rodho an dzikri fa inna lahu ma'i syatan dhanka wanah syuruhu yaumal qiyaamati a'ma. (Yang bermaksud) "Dan siapa yang mengabaikan peringatanKu (ajaranKu) maka ia akan merasakan kehidupan yang sukar (kehidupan sukar ini ketika menghadapi pertanyaan dalam kubur)."
Demikian pula ayat: "Yu tsabbitulladzina aamanu bil qoulaits tsabiti filhayatiddunia wafil akhirati. (Yang bermaksud) "Allah akan menetapkan hati orang-orang mukmin dengan khalimah yang teguh didunia dan diakhirat."

Abu-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Saad bin Almusayyab dari Umar r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Jika seorang mukmin telah masuk kedalam kubur, maka didatangi oleh dua Malaikat yang menguji dalam kubur, lalu mendudukkannya dan menanyainya, sedang ia mendengar suara derap sandal sepatu mereka ketika kembali, lalu ditanya oleh kedua Malaikat itu: Siapa Tuhammu, dan apakah agamamu, dan siapa Nabimu, lalu dijawab: Allah tuhanku, dan agamaku Islam dan Nabiku Nabi Muhammad s.a.w. Lalu Malaikat itu berkata: Allah yang menetapkan kau dalam khalimah itu, tidurlah dengan tenang hati. Itulah ertinya Allah menetapkan mereka dalam khalimah hak. Adapun orang kafir zalim maka Allah menyesatkan mereka dengan tidak memberi petunjuk taufiq pada mereka, sehingga ketika ditanya oleh Malaikat: Siapa Tuhanmu, apa agamamu dan siapa Nabimu, maka jawab orang kafir atau munafiq: Tidak tahu. Maka oleh Malaikat dikatakan: Tidak tahu, maka langsung dipukul sehingga jeritan suaranya terdengar semua yang di alam kecuali manusia dan jin. (Dan andaikan di dengar oleh manusia pasti pingsan)

Abu Hazim dari Ibn Umar r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w bersabda kepada Umar r.a : "Bagaimanakah kau hai Umar jika di datangi oleh kedua Malikat yang akan mengujimu didalam kubur iaitu Mungkar Nakier hitam keduanya kebiru-biruan siung keduanya mengguriskan bumi, sedang rambut keudanya sampai ketanah dan suara keduanya bagaikan petir yang dahsyat, dan matanya bagaikan kilat yang menyambar?" Umar bertanya: "Ya Rasullullah, apakah ketika itu aku cukup sedar sebagaimana keadaanku sekarang ini?" Nabi Muhammad s.a.w menjawab: "Ya." Umar berkata: "jika sedemikian maka saya selesaikan keduanya dengan izin Allah s.w.t.. Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "sesungguhnya Umar seorang yang mendapat taufiq."

Abul-Laits berkata: "saya telah diberitahu oleh Abul-Qasim bin Abdurrahman bin Muhammad Asysyabadzi dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Tiada seorang yang mati melainkan ia mendengkur yang didengari oleh semua binatang kecuali manusia, dan andaikata ia mendengar pasti pingsan, dan bila dihantar kekubur, maka jika solih (baik) berkata: "Segerakanlah aku, andaikan kamu mengetahui apa yang didepanku daripada kebaikan, nescaya kamu akan menyegerakan aku. Dan bila ia tidak baik maka berkata: "Jangan keburu, andaikata kamu mengtahui apa yang di depan aku daripada bahaya, nescaya kamu tidak akan keburu. Kemudian jika telah ditanam dalam kubur, di datangi oleh dua Malaikat yang hitam kebiru-biruan datang dari arah kepalanya, maka ditolak oleh sembahyangnya: Tidak boleh datang dari arahku sebab adakalanya ia semalaman tidak tidur kerana takut dari saat yang seperti ini, lalu datang dari bawah kakinya, maka ditolak oleh baktinya pada kedua orang tuanya: Jangan datang dari arahku, kerana ia biasa berjalan tegak kerana ia takut dari saat seperti ini, lalu datang dari arah kanannya, maka ditolak oleh sedekahnya: Tidak boleh datang dari arahku, kerana ia pernah sedekah kerana ia takut dari saat seperti ini, lalu ia datang dari kirinya maka ditolak oleh puasanya: Jangan datang dari arahku, kerana ia biasa lapar dan haus kerana takut saat seperti ini, lalu ia dibangunkan bagaikan dibangunkan dari tidur, lalu ia bertanya: Bagaimana pendapatmu tentang orang yang membawa ajaran kepadamu itu? Ia tanya: Siapakah itu? Dijawab: Muhammad s.a.w? Maka dijawab: Saya bersaksikan bahawa ia utusan Allah. Lalu berkata kedua Malaikat: Engkau hidup sebagai seorang mukmin, dan mati juga mukmin. Lalu diluaskan kuburnya, dan dibukakan baginya segala kehormatan yang dikurniakan Allah kepadanya. Semoga Allah memberi kita taufiq dan dipelihara serta dihindarkan dari hawa nafsu yang menyesatkan, dan menyelamatkan kami dari siksa kubur kerana Nabi Muhammad s.a.w juga berlindung kepada Allah dari siksa kubur."

A'isyah r.a. berkata: "Saya dahulunya tidak mengetahui adanya siksa kubur sehingga datang kepadaku seorang wanita Yahudi, minta-minta dan sesudah saya beri ia berkata: "Semoga Allah melindungi kamu dari siksa kubur. Maka saya kira keterangannya itu termasuk tipuan kaum Yahudi, lalu saya ceritakan kepada Nabi Muhammad s.a.w maka Nabi Muhammad s.a.w memberitahu kepadaku bahawa siksa kubur itu hak benar, maka seharusnya seorang muslim berlindung kepada Allah s.w.t. dari siksa kubur, dan bersiap sedia untuk menghadapi kubur dengan amal yang soleh, sebab selama ia masih hidup maka Allah s.w.t. telah memudahkan baginya segala amal soleh. Sebaliknya bila ia telah masuk kedalam kubur, maka ia akan ingin kalau dapat diizinkan, sehingga ia sangat menyesal semata-mata, kerana itu seorang yang berakal harus berfikir dalam hal orang-orang yang telah mati, kerana orang-orang yang telah mati itu, mereka sangat ingin kalau dapat akan sembahyang dua rakaat, berzikir dengan tasbih, tahmid dan tahlil, sebagaimana ketika didunia, tetapi tidak diizinkan, lalu mereka hairan pada orang-orang yang masih hidup menghambur-hamburkan waktu dalam permainan dan kelalaian semata-mata. Saudaraku jagalah dan siap-siapkan harimu, sebab ia sebagai pokok kekayaanmu, maka mudah bagimu mendapatkan atau mencari untung laba, sebab kini dagangan akhirat agak sepi dan tidak laku, kerana itu rajin-rajinlah kau mengumpulkan sebanyak mungkin daripadanya, sebab akan tiba masa dagangan itu sangat berharga sebab pada saat itu ia berharga, maka kau tidak akan dapat mencari atau mencapainya. Kami mohon semoga Allah s.w.t. memberi taufiq untuk bersiap-siap menghadapi saat keperluan dan jangan sampai menjadikan kami dari golongan yang menyesal sehingga ingin kembali kedunia tetapi tidak diizinkan, juga semoga Allah s.w.t. memudahkan atas kami sakaratulmaut, dan kesukaran kubur, demikian pula pada semua kaum muslimin dan muslimat.

Aamin ya Robbal aalamin. Engkau arhamurrahimin, wahasbunallahu wani'mal wakiel, walahaula wala quwwata illa billahil aliyil adhiem."

0 Fadhilat Jumaat

Saturday, November 6, 2010
ALBAZZAR meriwayatkan bahawa Nabi s.a.w biasa memotong kuku dan menggunting misai sebelum keluar untuk solat Jumaat.

Nabi Muhammad s.a.w bersabda: Siapa yang membaca surah Ali Imran pada hari Jumaat maka akan didoakan oleh malaikat hingga malam.

Nabi Muhammad s.a.w bersabda: Siapa membaca pada pagi Jumaat sebelum solat Subuh, Astagh Firullahalladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyum wa atubu ilahi’ tiga kali, nescaya Allah akan mengampunkan dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di laut.

Dari Abu Hurairah r.a katanya, dia mendengar Nabi s.a.w bersabda: Janganlah kamu berpuasa pada hari Jumaat melainkan bersama satu hari sebelumnya atau sesudahnya.

Pada hari Jumaat dijadikan ada saat mustajab; tiada seorang berdoa bertepatan dengan saat itu melainkan pasti doanya diterima selagi tidak berdoa untuk kejahatan atau memutuskan hubungan keluarga.

Nabi Muhammad s.a.w bersabda: Siapa yang berwuduk sahaja untuk menghadiri solat Jumaat adalah sudah baik (memadai), tetapi siapa yang mandi maka adalah terlebih baik.

Nabi Muhammad bersabda: Sesungguhnya hari-hari yang utama bagi kamu iaitu hari Jumaat maka perbanyakkanlah membaca selawat padaku kerana bacaan selawatmu itu langsung disampaikan kepadaku (pada hari Jumaat).
 

0 PERLINDUNGAN

Wednesday, November 3, 2010

Ertinya: “Ya Tuhan, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama dengan orang-orang zhalim.” (Al-A’râf 47).

Penjelasan:
Doa dia atas dibaca oleh Ahl al-A’râf, yakni orang-orang yang amal kebajikan dan kejahatannya seimbang. Ketika mereka melihat ahli syurga dengan berbagai kenikmatanya, mereka berkata: “Kesejahteraan semoga tercurah buat kalian, wahai ahli syurga.” Dan ketika mereka melihat ahli neraka dengan berbagai seksanya, mereka berkata: “Kami berlindung kepada Allah dari apa yang sedang kalian alami, Wahai ahli neraka.” Lalu mereka berdoa dengan doa diatas, yaitu memohon agar tidak disatukan dengan orang-orang zalim.

0 INSAF

                             

Ertinya: “Ya Tuhan, kami telah menganiaya dm kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami serta memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Al-A’râf 23).
 
Penjelasan :
Doa ini merupakan doanya Nabi Adam a.s. dan isterinya Hawa, ketika keduanya terlanjur memakan buah khuldi yang dilarang oleh Allah SWT, sehingga mereka berdua dikeluarkan dari syurga. Kerana penyesalannya atas melanggar larangan Allah SWT, maka mereka berdoa agar diampuni dosanya. Lebih detailnya tentang Adam dan Hawa dapat dilihat dalam Al-Quran surah Al-A’râf ayat 11-25.

wallahualam...

0 Devotion to God..How?



Tahajjud Prayer-Salatul layl -Night Prayer

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَّكَ عَسَى أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُودًا

“And (during part) of the night, abandon sleep and keep vigil to pray Salat, in addition to the regular obligatory prayer. Your Rabb (the Sustainer) may (as a reward) elevate you to the position of High Distinction, Glory and Praise.”[THE HOLY QUR’AN: 17:79]

TIME. The time for praying Salatul-Layl is from midnight (midnight is reckoned as the time which is exactly half the time between sunset and the actual dawn) to the time of Adhan for Fajr prayers. However, it can be prayed at anytime after Isha prayers but it is better to pray during the last part of the night near to the time of Fajr prayers. If it is not possible to pray after midnight or before Fajr, then it can be prayed in the morning or any part of the day with the niyyah (intention) of Qadha. It is better to pray with the niyyah of Qadha during the day time than to pray in the early part of the night.

Note: According to Ayatulla Seestani the time for Salatul-Layl is from midnight to the Adhan time for Fajr prayers. However, it is better to pray near the time of Fajr prayers. Anyone who finds it difficult to pray Salatul-Layl after midnight can pray before midnight.

METHOD
 
Salatul-Layl is made up of eleven Rak’ats.
 
Ø      The first eight Rak’ats are prayed as normal in pairs of two Rak’ats each with the niyyah 
         of Nawafilatul-Layl.
 
Ø      The next two Rak’ats are prayed with the Niyyah of Salatul Shaf’a.
 
Ø      The remaining one Rak’at is prayed with the Niyyah of Salatul Witr.
 
In the last one Rak’at, Qunoot is recited before Rukuu and the Salat is completed as usual with Tashahud 
and Salaam. The last one Rak’at is prayed as follows:
 
Hold Tasbih in the right hand if required ,for keeping count of the dhikr mentioned below to be recited. 
Make Niyyah and say Takbiratul Ihram.
Recite:       Surah Al Fatiha
                  Surah Qul Huwallahu Ahad
- three times;
                  Surah Qul Audhubi Rabbil Falaq
- once;
                  Surah Qul Audhubi Rabbin Naas
- once.
 
Note:  If one does not know the last two Surahs mentioned above, then it is sufficient to recite 
          Surah Qul Huwallahu Ahad, three times. 
 
Say Takbir and raise both hands for Qunut.:-
 
 You may recite any Dua. However, it is recommended to recite the following Dua
 

Laa ilaaha illallaahul Halimul Karim
لآ اِلَهَ اِلاَّ اللّهُ الْحَلِيْمُ الْكَرِيْمُ

Laa ilaaha illallaahul ‘Aliyyul ‘Azim
لآ اِلَهَ اِلاَّ اللّهُ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

Subhaanallaahi Rabbis Samaawaatis Sab' 
سُبْحَانَ اللّهِ رَبِّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ

wa Rabbil ‘Arzinas Sab'
وَ رَبِّ الاَرْضِيْنَ السَّبْعِ

wa maa fihinna wa maa baynahunna
وَ مَا فِيْهِنَّ وَ مَا بَيْنَهُنَّ وَ

wa Rabbul 'Arshil ‘Azim
رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ

Wal Hamdul lillaahi Rabbil 'Aalamin
وَ الْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
 
There is none worth worshipping but Allah Who is Forbearing and Generous
There is none worth worshipping but Allah Who is Most High and Great
Glory be to Allah, Who is the Sustainer of the seven heavens and of the seven earth
And Who is the Sustainer of all the things in them, and between them,
And Who is the Lord of the great ‘Arsh (Divine Center of Authority & Power)
And all praise for Allah, the Sustainer of the worlds.
  
Then, while holding the Tasbih in the right hand, raise the left hand and pray for forgiveness of forty [40] or more 
Mu’mineen/Mu’minaat who are either dead or living in the following manner:
  
 
Allaahummagh Firli… (Name)
اَللّهُمَّ اغْفِرْ ل...
O Allah, forgive … giving the names of Mu’mineen/Mu’minaat. 

 (In each case saying, Allahummagh Firli …….) U may include ulama names
 Continuing with the Qunoot, while still raising the left hand, recite the following Istighfar seventy [70] times:
Astaghfirullah Rabbi wa Atuubu Ilayh
اَسْتَغْفِرُ اللّهَ رَبِّي وَ اَتُوْبُ اِلَيْهِ
I seek forgiveness of Allah my Lord and I turn to Him

 Still continuing further while raising the left hand, recite the following Dua seven [7] times:

Haadhaa Maqaamul 'Aaidhi Bika Minannaar
هذَا مَقَامُ الْعَآئِذِ بِكَ مِنَ النَّارِ
This is the position of one who seeks refuge in You from the fire [of Hell]

Continuing yet further while still raising the left hand, recite three hundred [300] times: 
Al-'Afwa  (I ask for) forgiveness اَلْعَفْوَ
 
Following this, the following should be said once: 
 
" Rabbigfirli warhamni wa tubalaiyyi,Innaka tawwaburrahim"
“Lord, please forgive me and have mercy upon me and turn back towards me. 
Verily You are the Oft-Turning back, Most Merciful”
 
As a Ta’kibaat after the Salat, recite:

 Ø      Tasbih of Fatimah Az- Zahra (ra), 
          34 times Allahu Akbar;          
          33 times Al-Hamdu Lillah: 
          33 times Subhanallah, 
 Ø      followed by Sajdah of Shukr. 
 Ø      Next, recite Ayatul Kursi. 
 Ø      Finally, for the second time, perform Sajdah of Shukr, completing the Salat.   

The blessed month of Ramadhan offers a good opportunity and convenient time to pray Salatul Layl, especially when the time of commencing the fast is favorable. Allah [swt] gives abundant reward for all our acts of worship during this blessed month, therefore, we need to make special efforts to pray the Salaat and keep it up for the rest of the year to raise our level of spirituality.
Please do not forget all of the believers throughout the world in your Salat al-Layl especially those downtrodden and oppressed Muslims of Palestine, Iraq, Afghanistan Kashmir, Chechniya, Bosnia, and all over the globe.